Jakarta-Humas: Pemimpin adalah figur yang menjadi panutan, mata air keteladanan, baik dalam tingkah laku, tutur kata, sikap maupun perbuatan. Tinggalkan keteladanan di mana pun kita ditugaskan. Ingatlah, bahwa keteladanan merupakan warisan terbaik yang dapat kita wariskan kepada generasi mendatang.
Demikian disampaikan Ketua Mahkamah Agung Prof. Dr. H. M. Syarifuddin, S.H., M.H., saat memberikan sambutan pada acara Wisuda
Purnabakti Empat Ketua Pengadilan Tinggi Agama secara virtual pada Kamis pagi, 30 Desember 2021, di gedung Mahkamah Agung, Jakarta.
Keempat Ketua Pengadilan Tinggi Agama tersebut yaitu Ketua Mahkamah Syaríyyah Aceh, Dra. Hj. Rosmawardani, S.H., yang telah mengabdi selama lebih kurang 42 tahun, Ketua Pengadilan Tinggi Agama Jakarta, Dr. H. M. Syarif Mappiasse, S.H., M.H. yang telah mengabdi selama 40 tahun, Ketua Pengadilan Tinggi Agama Semarang, Drs. H. M. Alwi Mallo, M.H., telah mengabdi selama 37 tahun, serta Ketua Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta, Drs. H. Sarif Usman, S.H., M.H., telah mengabdi selama 39 tahun.
Lebih lanjut, Ketua Mahkamah Agung dalam sambutannya menyatakan bahwa bagi seorang hakim, keteladan terbaik itu terwujud dalam bentuk integritas, keikhlasan maupun kesungguhan. Hal ini pula yang akan mengantar setiap hakim untuk sampai pada garis finish pengabdian dengan selamat. Integritas, keikhlasan dan kesungguhan merupakan modal dasar bagi setiap hakim, -bahkan setiap orang-, untuk mendapatkan pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Keteladanan, menurut Ketua Mahkamah Agung merupakan sesuatu yang abadi. Karena keteladanan akan tetap hidup meski kelak raga sudah tidak lagi berada di tengah-tengah mereka. “Keteladan akan membuat kita tetap dikenang, memberi spirit dalam kehidupan mereka, sehingga seakan kita tetap hadir bersama mereka,” ujar mantan Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Yudisial tersebut.
Selain itu, tambah Ketua Mahkamah Agung, jejak-jejak keteladanan itu juga akan tercermin dalam setiap putusan yang pernah Bapak dan Ibu hakim jatuhkan. Dari putusan-putusan itu terpancar nilai-nilai integritas dan intelektualitas.
“Kita yakin dan percaya, bahwa jika putusan itu terlahir dari kombinasi pertimbangan nurani diserta basis keilmuan yang benar, maka semua itu akan menjadi ladang amal jariyah yang bernilai ibadah di sisi Allah SWT,” katanya.
Di akhir sambutan Ketua Mahkamah Agung menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para Ketua Pengadilan Tinggi Agama yang baru saja purnabakti. Menurutnya, para hakim ini telah memutuskan ribuan putusan selama puluhan tahun menjalankan tugas, semoga menjadi amal ibadah bagi para Ketua Pengadilan Tinggi Agama yang purnabakti hari ini.
“Atas nama pribadi maupun segenap pimpinan lembaga Mahkamah Agung, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas pengabdian yang panjang yang telah Bapak dan Ibu berikan. Dan dengan disertai rasa syukur dan bangga, saya melepas Bapak dan Ibu sekalian,” ucapnya.
Turut hadir pada acara yang dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat yaitu Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Yudisial, Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Non-Yudisial, para Ketua Kamar, Sekretaris Mahkamah Agung, Panitera Mahkamah Agung, Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama, dan undangan lainnya. (azh/RS)
sumber : www.mahkamahagung.go.id